
Bayang-bayang
MENANTIKAN BAYANG-BAYANG
Dari dulu hingga sekarang
Dalam hati terus mengenang
Mimpi-mimpi yang menggelandang
Tak lepas tak menghilang
Sebagian rasa masih terbayang
Terpasung kuat didalam dada
Sebagian rasa seakan melayang
Tiada membekas direlung jiwa
Kemana semua keberanian terbang
Semakin lama semakin terbuang
Didiriku yang pasrah sekarang
Hanya duduk terpaku mengenang
Dimanakah kiranya terpatri namamu
Duhai bayanganku yang menghilang
Kunantikan kembalinya dirimu
Hingga akhir hayat menjelang
Banda Aceh, Minggu 17 Nopember 2002
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Tentang tengkuputeh
Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
Pos ini dipublikasikan di
Cerita,
Kisah-Kisah,
Puisiku dan tag
Drama,
Dunia,
Gelap,
Hidup,
Laki-laki,
Legenda,
Manusia,
Metropolis,
Puisi,
Sastra,
Syair,
Waktu. Tandai
permalink.
Ping balik: MENGUNCI MALAM | Tengkuputeh
Ping balik: PENANTIAN | Tengkuputeh