MENJADI WALI

Jamuan pada pesta pernikahan

MENJADI WALI

Ketika harus menjadi Wali

Abu adalah anak sulung dari lima bersaudara, tidak usah Abu sebutkan nama asli keempat adik Abu. Tapi untuk memudahkan mengenali mereka Abu sebutkan panggilan kesayangan Abu kepada mereka yaitu Puteri India, Puteri Cina, Pangeran Turki dan Pangeran Brunai.

Masing-masing dari mereka memiliki wajah dan karakteristik yang agak sama dengan nama yang Abu sematkan kepada mereka. Yang menjadi cerita kali ini adalah adik Abu puteri India yang bulan Maret ini akan genap berusia 22 tahun dan Insya Allah dibulan Pebruari akan menyelesaikan kuliahnya di fakultas keguruan pada Universitas terbaik di Nanggroe Aceh.

Puteri India yang berada dipuncak masa mudanya ini telah dilamar oleh tiga keluarga untuk dijadikan menantu. Namun oleh Dewan keamanan keluarga (DKK) Abu ketiga calon tersebut masih di”fit dan proper tes”kan karena bagi keluarga kami puteri India ibarat buah yang tersembunyi dibalik daun karena ia pun tidak pernah berpacaran. Alasannya jelas karena pacaran baginya merupakan larangan dari Dewan Keamanan Keluarga (dimana Abu termasuk anggota tidak tetap), melanggar berarti harus siap mendapat embargo ekonomi, pilitik, sosial dan budaya dan lain-lain pokoknya sanksi yang akan ditetapkan pastinya komprehensif dan menyeluruh.

Pada dasarnya ia adalah seorang penurut sehingga DKK tidak harus menjalankan aksi-aksinya. Mendapatkan tiga lamaran dalam waktu yang berdekatan jelas DKK kelabakan dan akhirnya menyerahkan pilihan kepada Puteri India namun ia memilih akan menurut kepada pilihan DKK siapapun orangnya.

Sebagai salah seorang anggota tidak tetap DKK, otomatis Abu mendapat tugas untuk mewawancarai salah satu calon pelamar. Kebetulan calon tersebut berdomisili di Lhokseumawe sehingga DKK yang berpusat di Banda Aceh menyerahkan tugas wawancara kepada Abu yang kebetulan berdomisili di Lhokseumawe.

Pada hari yang telah ditentukan Abu pun datang ke tempat yang sudah dijanjikan. Namun sayang sebuah musibah menimpa keluarga calon tersebut, terjadi musibah kebakaran di rumah salah seorang kerabatnya sehingga janji wawancara ditunda hingga waktu yang tidak terbatas.

Sebagai perpanjangan tangan DKK maka wajib Abu melaporkan apapun hasil wawancara kepada ketua DKK yaitu Ibunya Abu. Via telepon Abu menjelaskan secara detil mengenai proses wawancara yang gagal tersebut. Ketika Abu selesai memberikan laporan, Puteri India meminta izin berbicara dengan Abu.

“Bang Abu saya boleh meminta sesuatu?” Tanyanya

“Silahkan, kalau bisa pasti akan saya kabulkan.”

“Kalau nanti menikah saya minta abang yang jadi walinya bisakan?”

Mendapat permintaan yang Maha berat ini secara spontan Abu menjawab

“Apa tidak bisa yang lain? Kan masih banyak paman adik almarhum ayah yang lebih berpengalaman dari abang.” Jelas Abu menolak jadi wali, lha sendiri saja belum kawin jadi belum layaklah jadi wali begitu pertimbangan Abu.

“Kalau abang tidak mau, ya tidak mengapa.” Jelas dari suaranya tersimpan nada kecewa yang sangat dalam.

Mendengar jawaban seperti itu hati abang mana didunia tidak luluh. Seandainya abangmu ini memiliki dunia pasti akan kuberikan untukmu jika engkau memintanya adikku, apalagi hanya ini. Dengan mengumpulkan segenap keberanian Abu pun berkata.

“Abang siap wahai adikku.” Dada Abu bergemuruh dan matapun berkaca-kaca.

“Terima kasih bang.” Katanya sangat gembira.

Teleponpun terputus dan Abu hanya terpekur. Rasanya waktu begitu cepat berlalu, sekarang engkau begitu cepat dewasa adikku. Padahal rasanya baru kemarin kita bermain sepakbola dan terkadang sepeda bersama. Hati Abu kok rasanya tidak begitu ikhlas melepaskan adik Abu tersebut, apakah nantinya keluarga suami akan menyayangi dan melindunginya seperti yang kami lakukan.

Namun Abu sadar cepat atau lambat ini semua harus terjadi, dan lebih baik baginya apabila kami segera menyegerakan pernikahan baginya.

Saat waktumu telah tiba, menjadi dewasa, memiliki sebuah keluarga. Kau akan belajar bahwa kau harus membuat pemikiranmu sendiri tentang sesuatu. Kau harus ikutu jalan hidupmu sendiri. Pilihan yang dibuat, sifatnya rumit. Untuk melakukan hal yang benar, kadang kau harus bergantung padahal yang kau pikir itu salah.

XXX

Baca juga: KISAH KISAH PETUALANGAN SI ABU

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Asal Usil, Cerita, Kisah-Kisah and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

1 Response to MENJADI WALI

  1. Pingback: SEGALA SESUATU MEMILIKI ASAL MULA | Tengkuputeh

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.