
Dan kaki-kaki telanjang ini yang lelah berlari
Lewati kerikil tajam sepanjang jalan
HIDUP
Disaat peluh tertumpah betapaku merindu
Tetes-tetes air yang membawa kesegaran
Dan kaki-kaki telanjang ini yang lelah berlari
Lewati kerikil tajam sepanjang jalan
Berpacu dalam lintasan tak berujung
Dudukku sejenak diangin berhembus
Berharap bisa memutar waktu kembali
Hingga temukan sebuah jawaban
Dari segala pertanyaan didalam benak
Adalah hidup yang tak memiliki pilihan
Banda Aceh, Kamis 7 Nopember 2002
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Tentang tengkuputeh
Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
Pos ini dipublikasikan di
Cerita,
Kisah-Kisah,
Literature,
Puisiku dan tag
Bujang,
Dunia,
Kampung,
Kembali,
Manusia,
Menulis,
Mimpi,
Pengembangan,
Sastra,
Sejarah,
Tradisi. Tandai
permalink.
Ping balik: MENGUNCI MALAM | Tengkuputeh
Ping balik: PENANTIAN | Tengkuputeh