TAHU
Apakah sesuatu “tahu” itu bisa bersifat mutlak? Ataukah “tahu” boleh bersifat praduga? Tiada yang menjawab. bertanya kepada siapa? Sebongkah batu gunung berkata, keduanya ilmu. “tahu” sama dengan teori, bisa sama dengan praktek. Seperti halnya tahu cara makan tapi tidak bisa karena sakit gigi. Dalam hal lapar, namun tiada keinginan makan (mungkin) terjawab, atau (mungkin) ini hanya praduga yang bisa salah. Toh, selalu ada hal-hal yang tertangkap indera.
Sebenarnya, hidup ini adalah sebuah tragedi. Kita tahu apa yang kita hadapi kemarin, namun kita tidak tahu pasti akan yang akan terjadi hari ini, apalagi besok dengan pasti. Kita bisa menyelamatkan hidup seseorang hari ini, tapi apabila suatu waktu orang itu harus memilih antara kita dan saudara mereka yang berseberangan dengan kita, kau tahu siapa yang mereka pilih. Meski ia punya pandangan yang sama dengan kita. Meskipun ia tahu, kita yang benar.
Tapi bagaimanapun kita harus tahu, atau setidaknya mencoba untuk tahu. Karena siapa tahu, kebodohan bisa sangat menakutkan. Yang terlihat bisa jadi sebuah fatamorgana, sepertinya kebenaran belum tentu bersama khalayak ramai, dibeberapa waktu ia hanya berada disedikit orang. Beberapa tindakan paling keji diambil dari dasar pikir setengah tahu. Maka cobalah kita meresapkan sejumlah tamsil, dan sesekali mengingat getarnya.
Ada banyak tali sejarah yang mengikat sesuatu yang lebih tua, sesuatu yang lebih dahulu hadir mengajarkan kita banyak hal, sebenarnya manusia selalu merasakan dirinya paling menderita didunia, oleh karena itu manusia secara tidak sadar senang melihat penderitaan orang lain, beberapa merasa senang karena ada yang lebih menderita, beberapa belajar bersyukur.
Maka berbahagialah mereka yang ikhlas, mereka yang mengetahui bahwa perannya di dunia tidak sia-sia. Karena jika sebenar-benarnya tahu, tidak ada yang sia-sia di dunia ini.
XXXXXXXXXXX
Pingback: MANUSIA | Tengkuputeh
Pingback: SERAKAH | Tengkuputeh