ODE SEEKOR HARIMAU

Duhai Harimau, bagaimana perasaanmu? Akan kakimu yang dirantai?

ODE SEEKOR HARIMAU

Betapa banyak penempaan hati yang dialami seorang manusia membuat dirinya berubah. Sehingga ia yang memiliki kecerdasan yang pedas, merasakan kekosongan. Wahai harimau di dalam jeruji, jawablah. Dibawah langit kemarau ini. Apa yang kucari? Apa bisa menemukannya? Dimana? Bukankah itu sesuatu yang penting.

Harimau, mungkin ketika aku dan kamu berdialog menunjukkan sebuah kegilaan. Tapi mungkin Tuhan mencintai mereka yang gila, lihatlah betapa banyak IA menciptakan mereka. Jika mungkin bisa maka tertawalah, karena tawa adalah hal yang paling indah di dunia, karena sebuah tawa makhluk memahami estetika.

Duhai Harimau, bagaimana perasaanmu? Akan kakimu yang dirantai? Engkau bisu. Dada membusung itu kini tiada. Mungkinkah engkau sudah lupa akan harumnya tanah basah dipegunungan yang bertaut pada perdu durian. Pada lezatnya pepaya matang, pada manis landak hutan. Matamu tak mengenal air mata bukan? Tetapi mengapa bagiku terlihat sebegitu pilu.

Mereka yang memperdayaimu dengan tenangnya, mereka memang licik dan rendah. Entah mengapa tiba-tiba aku merasa memahamimu. Bukankah jikalau kita saling memahami satu sama lain maka jalannya akan terbuka dengan sendirinya. Mungkin karena kita senasib, mereka yang senasib memiliki ketertarikan alamiah. Aku pun pernah merasakan kehilangan sesuatu yang berharga karena ketidakmampuan diri sendiri. Dan hari ini, aku mengutuk kepengecutanku yang tak mampu melepaskan engkau dari belenggu jeruji besi ini.

Duhai harimau, sekejap aku merasakan illusi, aku mendengar suara tangisanmu melintasi pegunungan, dan sepertinya melayang jauh diatas pepohonan hijau disana. Sebelum ini menjadi delusi bagiku, maka ketahuilah engkau tidak bersedih bersendirian. Mungkin sesekali kita perlu bertanya, bagaimana dengan milik dan bukan-milik manusia bisa bertaut. ketika saat terlalu sempit untuk memaki atau menangisi nasib. Ketika semua begitu mudah cemar maka pemahaman akan tragedi ini sama sekali tidak akan terpahami lagi.

Meskipun engkau tidak mengerti dan tidak tahu artinya, sudikah engkau mendengarnya. Ketika bibir ini berbisik pelan, selamat hari lahir Harimau. Meskipun engkau tidak dilahirkan pada hari ini. Sebuah ode berisikan semangat pujaan dalam nada agung. Sebuah ode tentang seekor Harimau.

XXX

Katalog Cerita Pendek:

  1. Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
  2. Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
  3. Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
  4. Ketidakagungan Cinta; 10 Oktober 2008;
  5. Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
  6. Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
  7. Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
  8. Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
  9. Selamanya; 14 Desember 2008;
  10. Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
  11. Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
  12. Wasiat Teruntuk Adinda Malin Kundang; 4 Februari 2009;
  13. Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
  14. Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
  15. Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
  16. Ode Seekor Elang; 8 Juni 2009;
  17. Tak Ada Apa Apa; 7 Oktober 2009;
  18. The Last Gentleman; 4 Desember 2009;
  19. Renungan Majnun Seorang Penarik Cukai; 31 Mei 2010
  20. Yang Tak Akan Kembali; 10 Juni 2010;
  21. Kisah Sebelum Sang Pengeran Selesai; 5 Juli 2010;
  22. Penyihir Terakhir; 15 Maret 2011;
  23. Ada Banyak Cinta; 15 Maret 2011;
  24. Santiago Sang Pelaut; 23 Maret 2012;
  25. Iblis Namec Vs Manusia Saiya; 6 April 2012;
  26. Ashura; 13 Februari 2013;
  27. Selamat Tinggal Andalusia; 10 Maret 2013;
  28. Narsis Yang Berbeda; 28 April 2013;
  29. Istana Kosong; 4 Juni 2013;
  30. Bangsawan Pandir; 10 Juni 2013;
  31. Kematian Bhisma; 15 Juni 2013;
  32. Badai Sejarah; 29 Juli 2013;
  33. Cerita Cinta; 7 Agustus 2013;
  34. Perjalanan; 29 November 2013;
  35. Jaring Kamalanga; 29 Desember 2013;
  36. Lelaki Sungai; 19 Januari 2014;
  37. Dragon Dialog; 13 November 2014;
  38. Persahabatan Kambing Dan Serigala; 19 Desember 2014;
  39. Pesan Kepada Penguasa; 17 Januari 2015;
  40. Bagaimana Mengubah Timah Hitam Menjadi Emas; 11 April 2015;
  41. Setelah Revolusi Selesai; 6 Oktober 2016;
  42. Harlequin Dan Pohon Harapan; 30 Oktober 2016;
  43. Permufakatan Para Burung; 5 Januari 2017;
  44. Kepada Cinta Yang Berumur Seminggu; 13 April 2017
  45. Senja Di Malaka; 14 Juni 2017;
  46. Mengecoh Sang Raja; 17 Oktober 2017;
  47. Wawancara Dengan Sang Iblis; 1 Januari 2018;
  48. Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
  49. Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
  50. Kisah Menteri Jaringan Melawan Kapitalisme Amerika; 17 Desember 2018;

 

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Kisah-Kisah, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.